Friday, December 02, 2011

VISI DAN MISI KEMENKES RI

Visi
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

Misi
  1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
  2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
  3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
  4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

Strategi
  1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.
  2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
  3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
  4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
  5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
  6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.

Nilai-nilai
  1. Pro Rakyat
  2. Inklusif
  3. Responsif
  4. Efektif
  5. Bersih

KANKER PARU

 A.   Patofisiologi
      Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok. Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita.
Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:
a.       Karsinoma sel skuamosa
b.      Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
c.       Karsinoma sel besar
d.      Adenokarsinoma
Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:
a.       Adenoma (bisa ganas atau jinak)
b.      Hamartoma kondromatous (jinak)
c.       Sarkoma (ganas)
Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudarausus besarprostatginjaltiroidlambungleher rahimrektumbuah zakartulang dan kulit.
           
 B. Gejala
1.   Tidak adanya gejala-gejala, artinya seseorang tidak merasakan sama sekali gejanya sampai dilakukan tindakan sinar X dada dan CT Scan.
2.    Pertumbuhan kanker pada jaringan-jaringan paru akan menyebablkan tergangunya pernapasan, seperti : batuk, sesak napas, mencuit-cuit, nyeri dada, dan batuk darah.
3.      Jika kanker telah merangsang syaraf-syaraf kemungkinan akan menyebabkan nyeri pundak yang bergerak ke bawah, ke bagian luar lengan atau kelumpuhan pita suara yang mengakibatkan suara serak atau parau, hal ini dapat mengakibatkan penderita sulit menelan.
4.      Kanker paru-paru yang telah menyebar ke tulang-tulang akan menyebabkan sakit pada tulang yang dapat menyebabkan infeksi. Kanker yang telah menyebar ke otak mungkin menyebabkan sejumlah gejala-gejala penyakit syaraf yang akan menyebabkan kaburnya pengelihatan, sakit kepala, serangan-sereangan atau gejala-gejala stroke, seperti : kelemahan atau mati rasa pada bagian-bagian tubuh.
5.    Kanker paru-paru sering diiringi oleh paraneoplastic syndromes yang berakibat pada produksi unsur-unsur yang menyerupai hormon oleh sel-sel tumor.
6.   Adrenocorticotrophic hormone (ACTH). Sel-sel kanker, yang mengakibatkan pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan oleh kelenjar-kelenjar adrenal. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kalsium dalam aliran darah.
7.      Terjadinya kehilangan berat badan,  kelemahan, dan kelelahan.
8.      Gejala-gejala psikologis, seperti : depresi, dan perubahan-perubahan suasana hati.

C.   Pemeriksaan Diagnostik
Suatu batasan yang luas dari prosedur-prosedur diagnostik dan tes-tes untuk mendiagnosis kanker paru-paru, diantaranya adalah:
1.        Pemerikasaan riwayat dan fisik : batuk lama (bisa disertai darah), sesak nafas, penurunan BB.
2.        Sinar X dada adalah langkah diagnostik pertama yang paling umum apabilah gejala-gejala kanker paru-paru baru saja terjadi.
3.        CT Scan mungkin dilakukan pada bagian dada, perut,dan otak, untuk pemeriksaan kedua tumor yang menyebar dari tumor primer.
4.        Suatu teknik yang disebut suatu low-dose helical CT scan (Spiral CT scan) kadang digunakan dalam pemindaian (Screening) kanker paru-paru yang kecil pada perokok dan mantan perokok.
5.        Magnetic resonance imaging (MRI) Scan yang diusulkan jika detail tepat tenteng suatu lokasi tumor yang diperlukan.
6.        Positron Emission Tomography (PET) scanning merupakan suatu tehnik penggambaran khusus yang menggunakan unsur-unsur radioaktif yang pendek umur untuk menghasilkan gambar-gambar berwarna tiga dimensi dari unsur-unsur yang berfungsi di dalam tubuh. CT Scan dan MRI Scan melihat pada struktur-struktur anatomi, sedangkan PET Scan  untuk mengukur fungsi dan aktivitas metabolis jaringan.
7.        Bone Scanning untuk memastikan apakah suatu kanker paru telah menyebar ke tulang-tulang.
8.    Sputum Cytology. Diagnosis kanker paru-paru selalu memerlukan konfirmasi dari sel-sel ganas oleh seorang ahli patologi, bahkan ketika gejala-gejala dan studi-studi sinar X mencurigakan kanker paru-paru. Metode yang paling sederhana untuk menetapkan diagnosis adalah pemeriksaan dahak di bawah mikroskop.
9.      Bronchoscopy : pemeriksaan jalan udara dengan bronchoscopy (visualisasi jalan udara melalui suatu tabung kecil yang dimasukkan melalui hidung atau mulut) mungkin mengungkap area-area tumor yang dapat diambil contohnya untuk diagnosis patologi.

D.   Penatalaksanaan
1. Pencegahan
Berhenti merokok adalah langkah atau tindakan yang paling penting yang dapat mencegah kanker paru-paru. Banyak produk-produk, seperti :
Ø      permen karet nikotin
Ø      semprotan nikotin atau inhaler-inhale nikotin
Ø      yang mungkin bermanfaat bagi orang-orang yang mencoba berhenti merokok
Mengecilkan paparan pada merokok pasif juga suatu tindakan pencegahan yang infektif.
2. Pengobatan
Pengobatan kanker paru dapat dilakukan dengan cara-cara seperti :
·     Pembedahan dengan membuang satu bagian dari paru, kadang melebihi dari tempat ditemukannya tumor dan membuang semua kelenjar getah bening yang terkena kanker.
·        Radioterapi atau radiasi dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker
·        Kemoterapi
·     Meminum obat oral dengan efek samping tertentu yang bertujuan untuk memperpanjang harapan hidup penderita.
3. Perawatan Kekambuhan Kanker Paru
Kanker paru-paru yang kembali setelah perawatan dengan operasi, kemoterapi, atau terapi radiasi disebut kekambuhan (recurrent atau relapsed). Jika suatu kanker kambuh dibatasi pada satu lokasi dalam paru-paru, kanker itu mungkin dapat dirawat dengan operasi. Tumor-tumor kambuh umumnya tidak merespon pada obat-obat kemoterapi yang dimasukan sebelumnya.
 Karena obat-obat yang berdasarkan platinum umumnya digunakan pada awal kemoterapi dari kanker paru-paru, obat-obat ini tidak bermanfaat pada kebanyakan kasus-kasus dari kekambuhan. Suatu tipe kemoterapi yang dirujuk sebagai kemoterapi baris kedua digunakan untuk merawat kanker-kanker yang kambuh yang sebelumnya telah dirawat dengan kemoterapi dan sejumlah dari cara kemoterapi baris kedua telah terbukti efektif pada perpanjangan kelangsungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. 2010. http://kanker.roche.co.id/kanker_paru.php/2010/04/04/15.00wib
Anonim B. 2007. http://www.republika.co.id/kanker_paru/2010/04/04/15.00wib
Anonim E. 2010. www.cancerhelp.org.uk/kanker paru/2010/04/04/16.02wib
Boyle P and Ferlay J, Cancer incidence and mortality in Europe, 2004. Annal Oncol (2005):16: 481–488.
Chandrasoma, Parakrama and Clive R. Taylor. 1998. Concise Pathology 3rd Edition. USA : Appleton & Lange
Danusantoso, Halim. 1999. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates

(Thanks to my lovely one)

DEMAM TIFOID

Definisi
            Demam Tifoid adalah penyakit sistematik yang ditandai oleh demam akut akibat infeksi mikroba gram-negatif Salmonella sp. Salmonella yang banyak dikenal di klinik adalah Salmonella typhi, S. Paratyphi A, B, dan C.

Patogenesis
Salmonella à penetrasi mukosa usus à difagositosis oleh makrofag di plak Peyer à limfonodi mesenterika à aliran limfe à sirkulasi darah (bakteremia primer) à jaringan retikuloendotelial (hepar, lien, limfonodi, sumsum tulang)  à bakteremia sekunder à penyebaran ke hepar, kandung empedu, lien, plak Peyer, sumsum tulang à kuman dapat menyebar hingga paru-paru, ginjal, dan SSP.

Gejala dan tanda klinis         
1.      Minggu pertama
·        Demam umumnya meninggi secara bertahap, nyeri kepala, nyeri perut, anoreksia
·        Pembesaran lien menjelang akhir minggu pertama
2.      Minggu kedua
·        Demam kontinyu, penderita tampak sakit dan diam saja (apatis)
·        Lemah, delirium, bahkan mungkin timbul koma
·        Mungkin muncul batuk, epistaksis
·        Hepatosplenomegali
·        Rose Spot
3.      Minggu ketiga
·        Disorientasi mental, toksemia, diare kehijau-hijauan
·        Mungkin terjadi perforasi usus
·        Perdarahan usus
4.      Minggu keempat
·        Demam mereda dan perbaikan umum


Pemeriksaan Laboratorium
1.      Jumlah leukosit (leukopenia)
2.      Kultur :
·        Darah : 80 % positif pada minggu 1-4
·        Feses : 80 % positif pada minggu 2-4; 50 % positif pada minggu 4-5
·        Urin : 25 % positif pada minggu 2-4; 10 % pada minggu 4-5
·        Sumsum tulang : 90 % positif pada 2-4
3.      Uji Widal positif bila
·        Titer O > 320 atau H > 640
·        Peningkatan titer 4 kali lipat pada pemeriksaaan ulang 1 minggu berikutnya.
4.  Uji serologis baru : IDL Tubex®, Typhidot®IgM dipstick


Pilihan terapi untuk Demam Tifoid pada orang dewasa

Obat
Dosis
Hari
Terapi Empiris
Ceftriaxone
1–2 g/hari (IV)
7–14
Cefotaxime
2 g/8 jam (IV)
Cefixime
400 mg/12 jam (PO)
Azithromycin
1 g/hari (PO)
5
Fully Susceptible

Ciprofloxacin
500 mg/12 jam (PO) atau 400 mg/12 jam IV)
5-7
Ofloxacin
400 mg/12 jam (PO)
2-5
Amoxicilin
1 g/8 jam (PO) atau 2 g/6 jam (IV)
14
Chloramphenicol
25 mg/kg/8 jam (PO / IV)
14-21
Trimethoprim-sulfamethoxazole
160-800 mg/12 jam (PO)
14
Multidrug-Resistant
Ciprofloxacin
500 mg/12 jam (PO) atau 400 mg/12 jam IV)
5-7
Ceftriaxone
2-3 g/hari (IV)
7-14
Azithromycin
1 g/hari (PO)
5
Nalidixic Acid–Resistant
Ceftriaxone
1–2 g/hari (IV)
7–14
Azithromycin
1 g/hari (PO)
5
High-dose Ciprofloxacin
750 mg/12 jam (PO) atau
400 mg/8 jam (IV)
10-14

Indikasi rawat inap : pasien dengan vomitus persisten, diare, dan/atau distensi abdomen


Referensi

Fauci A.S. et al. 2008. Harrison's Principles of Internal Medicine 17th Edition.        USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Kasper, D. L. et al. 2004. Harrison's Principles of Internal Medicine 16th Edition.   USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.
McPhee, S J. dan Maxine A. P. 2011. CURRENT Medical Diagnosis & Treatment   2011. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Standar Pelayanan Medis RSUP Dr.Sardjito-Buku 2. 2005.